Peduli Rakyat, PT AA Siapkan 750 Hektare Tanaman Kehidupan
Rabu, 29/11/2017 - 06:40:53 WIB
PELALAWAN, WARNARIAU.COM – Salah satu upaya perusahaan meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar
wilayah operasionalnya yaitu menyiapkan tanaman kehidupan. Hal inilah yang dilakukan PT Arara Abadi Distrik Nilo yang menyiapkan sekitar 760 hektare tanaman kehidupan bagi masyarakat dan sekarang sudah bisa dinikmati masyarakatnya.
Dari ratusan hektare lahan tanaman kehidupan ini, sebagian besarnya ditanami dg tanaman akasia. Kemudian tanaman karet dan bentangan hutan sialang. Untuk tanaman akasia perusahaan memperuntukkan sebanyak 360 hektare, sementara karet sebanyak 100 hektare, sisanya bentangan kebun tua pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, batang sialang dan lainnya. ‘’Secara keseluruhannya hutan tanaman untuk kehidupan itu sebanyak 3.500 hektare. Dengan begitu sisanya masih dalam proses MoU dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat,’’ jelas Humas Distrik Nilo, Jailun Sinaga didampingi CD CSR Arara Abadi Jos Rinaldi kepada wartawan.
Luasnya tanaman kehidupan ini sebenarnya diperuntukkan bagi seluruh masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. ‘’Jadi tanaman kehidupan itu hasilnya diperuntukkan masyarakat sekitar. Sekarang kita terus meningkatkannya,’’ jelas Jailun.
Hanya, kata Jailun baru-baru ini beredar di medsos, pemberitaan kalau perusahaan menghalangi masyarakat setempat dan bentrok terkait penguasaan lahan pada Kamis (23/11) lalu, untuk itu dijelaskannya bahwa berita tersebut tidak benar dan perlu utk diluruskan ‘’Bentrok dengan masyarakat tidak ada. Namun biasalah terjadi adu mulut antara sekurity dan sekelompok warga yang ingin masuk ke areal perusahaan. Kita tak mau ada warga masuk ke lahan. Karena ada kejadian warga menanam bibit sawit di areal perusahaan yang baru selesai dipanen pohon akasianya,’’ jelas Jailun.
Dengan adanya persoalan itu, akhirnya pihak perusahaan menutup akses masyarakat untuk masuk areal perusahaan. Hal itu dilakukan, kata Jailun untuk menghindari agar tak terjadi konflik dengan warga yang berusaha menanam sawit di areal perusahaan. ‘’Jadi hanya percekcokan antara petugas keamanan dan sekelompok warga,’’ jelasnya dan diiakan Jos Rinaldi.
Terkait adanya helikopter saat kejadian, jelasnya, kebetulan pada saat itu helicopter sedang melakukan rutinitas memantau titik api dan mengawasi areal perusahaan. Kebetulan saja pada saat kejadian helikopter berada di atas tempat kejadian. ‘’Helikopter kita tidak terbang rendah dan tak ada melempar batu atu lainnya. Kalau mau bukti kita ada, jadi itu tak benar dan harus diluruskan,’’ jelas Jailun lagi.
Berkaitan dengan persoalan terjadi, Jailun berharap masyarakat bisa mengerti dan jangan sampai terjadi hal-hal merugikan kedua belah pihak. Terutama bagi masyarakat desa yang ada di sekitar perusahaan. ‘’Kita akan berusaha maksimal memperhatikan masyarakat, terutama mempersiapkan tanaman kehidupan untuk peningkatan ekonomi mereka,’’ jelas Jailun lagi.(esi)
Komentar Anda :