PEKANBARU, WARNARIAU.COM - Untuk kesekian kalinya, kasus penjualan bakso mengandung babi kembali terjadi di Kota Pekanbaru yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Dimana berdasarkan hasil uji laboratorium BPOM terhadap sampel siap saji atas produk Bakso Mekar Jalan KH Ahmad Dahlan (Jalan Pelajar, red), terbukti mengandung fragman DNA Spesific Porcine (babi).

Atas kondisi ini kalangan legislatif di DPRD Kota Pekanbaru sangat meyayangkan, bahkan dewan menilai peristiwa tersebut buntut lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kota Pekanbaru, sekaligus tidak adanya sanksi hukum kepada pelaku.

"Ini kejadian yang sekian kalinya, awal tahun juga pernah ada kasus bakso babi, tentunya kita nilai ini akibat lemahnya pengawasan intansi dan ini akibat tidak adanya sanski hukum kepada pelaku," ungkap Roem Diani Dewi, Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru kepada halloriau, Senin (28/8/2017)

Seharusnya, menurut politisi PKS ini lagi, ada lebel yang jelas tekait produk makanan yang dijual belikan kepada masyarakat, baik itu lebel kesehatannya maupun lebel kehalalannya.

"Jangan sampai karena ingin meraup keuntungan sebesar-besarnya, masyarakat dalam hal ini dirugikan. Maka kedepan kita minta agar dinas terkait untuk lebih tegas lagi, tekankan kepada para pengusaha aga lebih menjelaskan status makanan yang diperjualbelikan, halal kah atau tidak," tegasnya.

Kedepan Roem berharap, peristiwa serupa tidak terulang lagi, dan harus menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.

"Sudah sangat mengkhawatirkan, maka tadi saya bilang, ini karena tidak ada efek jera maka kasusnya terjadi berulang. Harus ada langkah tegas, saat ditemukan dan terbukti mengandung daging babi, berikan sanksi dan peringatan keras, jika ingin tetap buka maka berikan label bakso khusus non-muslim," saran Roem.(hrc)