Kejar Bantuan PUPR, Camat Rayan Minta Kades se-Tebingtinggi Timur Segera Data Kerusakan Sekolah
Jumat, 22/11/2019 - 10:17:38 WIB
MERANTI, WARNARIAU.COM - Camat Tebingtinggi Timur, Rayan Pribadi SH, meminta seluruh kepala desa mendata kerusakan sekolah di wilayah kerja masing-masing. Data tersebut dipergunakan untuk mengajukan bantuan perbaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Permintaan Rayan ini merespon pernyataan Gubernur Riau Drs Syamsuar yang mengatakan, ada bantuan pembangunan dan rehab untuk 10.000 gedung sekolah di Kementerian PUPR se-Indonesia. Di provinsi Riau, dari lebih 1.500 desa, baru sekitar 168 desa) ang mengajukan permohonan bantuan tersebut.
"Beberapa hari setelah dilantik jadi Camat Tebingtinggi Timur, saya roadshow ke semua desa di sana. Memang banyak bangunan sekolah dan sarana penunjang harus diperbaiki," kata Rayan menjawab wartawan.
Dengan adanya peluang ini, Rayan meminta seluruh kepala desa untuk segera menginventarisir kondisi bangunan sekolah. Selain itu, diminta juga menjelaskan rasio anak (wajib belajar) dengan ketersediaan bangunan sekolah. Hal ini diperlukan agar setiap anak yang ada di Tebingtinggi Timur bisa mengenyam pendidikan demi mempersiapkan SDM berkualitas kedepannya.
"Kalau anak-anak ramai, ketersediaan bangunan sekolah terbatas, kita minta dibangun baru nantinya. Tapi kalau bangunan sekolah masih bisa menampung, namun jarak anak-anak ke sekolah jauh, kita minta disiapkan kelas jauh. Kita akui di Tebingtinggi Timur masih banyak akses yang kurang memadai," ujar Rayan.
Selain berharap adanya pembangunan gedung sekolah dari Kementerian PUPR, Rayan Pribadi juga minta pihak terkait memperhatikan fasilitas pendukung, terutama untuk guru yang mengajar di daerah paling luar Tebingtinggi Timur, yaitu Kepaubaru.
Guru-guru yang didatangkan dari luar Kepaubaru mengaku tak betah tinggal di sana. Akses belum memadai, keterbatasan jaringan internet dan tempat tinggal yang kurang layak.
"Banyak persoalan pendidikan di Tebingtinggi Timur, guru kita datangkan dari luar daerah karena SDM lokal belum ada. Sebagian besar guru, terutama di Kepaubaru, mengaku tak betah tinggal di sana akibat keterbatasan-keterbatasan itu," aku Rayan.
"Belum lagi persoalan di Dusun Nerlang. Mereka butuh bangunan sekolah, sementara wilayah itu masuk kawasan hutan lindung," tambah Rayan.(cakaplah)
Komentar Anda :