WARNARIAU.COM - Menguap kerap dikaitkan dengan kebosanan dan kelelahan. Sebuah studi menangkal dan memberikan penjelasan mengapa kita sering menguap.

Menurut studi tersebut, menguap membantu mendinginkan otak dan membantu seseorang berpikir sedikit lebih jelas. Seperti komputer, otak memiliki suhu kerja optimal. DI saat otak terlalu panas, menguap dapat membantu otak melakukan pendinginan, meningkatkan denyut jantung, dan aliran darah. Asupan oksigen saat Anda menguap, disalurkan ke otak sebagai proses pendinginan.

Penelitian menunjukkan, menguap tidak benar-benar meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Contoh sederhananya, kita tidak menguap saat berolahraga, padahal kita membutuhkan lebih banyak oksigen.

Sedangkan saat seseorang kurang tidur dan kelelahan, keduanya dipercaya dapat meningkatkan suhu otak. Dapat dikatakan, untuk memerangi kedua hal tersebut, tubuh memeranginya dengan cara menguap, sehingga membuat kita lebih terjaga dan membantu menjaga suhu otak.

Tak terlepas dari itu semua, apakah menguap merupakan aktivitas menular? Sebuah penelitian dari University of Albany, menemukan bahwa menguap dapat menular secara langsung dan terkait dengan faktor suhu.

Partisipan diminta untuk menonton video orang yang menguap. Hasilnya menunjukkan, 41 persen partisipan yang meletakkan kantung hangat di atas kepalanya cenderung mudah menguap saat menonton video. Sedangkan hanya 9 persen partisipan menguap ketika mereka meletakkan kantung air dingin di atas kepalanya.

Teori ini dikenal sebagai termoregulasi dan berdampak pada perilaku positif yang menular karena efek sampingnya (menguap). Selain itu, suhu juga memengaruhi aktivitas sering atau tidaknya seseorang menguap. Mereka yang meletakkan kantung air dingin di atas kepala mereka, cenderung tidak menguap.

Jadi, mulai sekarang Anda bisa memahami reaksi alami tubuh saat menguap, bukan? Demikian dikutip dari laman Independent, Selasa (4/10/2016).



source : okezone.com