WARNARIAU.COM - Rasa kantuk kerap kali membuat sebagian orang malas melakukan makan sahur. Padahal makan sahur akan menguatkan saat menjalankan puasa satu hari penuh. Selain itu, sahur juga bernilai ibadah. Apa lagi, makan sahur yang dilandasi dengan niat tulus dan bukan karena terpaksa.

"Yang niat sahurnya pahalanya 70 kali lipat dibandingkan orang yang nggak niat. Meski cuma minum air atau makan kurma kalau niat itu pahalanya dilebihin 70 kali lipat," kata ustazah Umi Tatu, berbincang dengan merdeka.com.

Meski demikian, menurutnya, jika umat muslim tidak melaksanakan sahur puasanya tetap sah. Sebab, sahur bukan menjadi persyaratan sah dan tidaknya puasa. 

"Bukan menjadi persyaratan (puasa). Kalau tidak sahur puasanya tetap sah. Cuma sahur itu supaya puasanya kuat, bahkan sahur itu dianjurkan akhir waktunya kalau buka (puasa) awal waktu," ungkap ibunda almarhum Uje ini. 

Seperti juga Rasulullah SAW yang selalu makan sahur di akhir waktu atau hampir subuh. Usai sahur, Beliau membaca 50 ayat Alquran untuk kemudian salat subuh. Seperti diriwayatkan oleh Zaid ibn Tsabit, "Kami telah bersahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami berdiri mengerjakan salat subuh. Aku bertanya kepada Zaid, 'Berapa lama waktu antara habis sahur dengan salat subuh?', Zaid menjawab, "Kadar membaca 50 ayat Alquran,". (HR Muslim).

Allah dan para malaikat akan bersalawat bagi orang yang melaksanakan sahur. Rasulullah SAW bersabda, "Sahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur (makan sahur)," (HR Ahmad).

editor : HD

source : merdeka.com