KAMPAR,WARNARIAU.COM - Peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit utamanya produksi tandan buah segar (tbs) sawit di areal lahan milik Koperasi Petani Sawit Makmur (Kopsa M) menjadi salah satu bukti keberhasilan capaian target Kopsa M dibawah kepemimpinan Antony Hamzah.

Semenjak Antony memegang kendali pengelolaan Kopsa M dari tahun 2016 hingga 2020. Hasil penjualan TBS terus melesat naik. Rekapitulasi produksi TBS sepanjang Desember 2016 hingga Desember 2017 yakni sebesar 5145,931 ton. Terjadi peningkatakan hasil produksi TBS pada periode Januari- Desember 2019 dengan total sebesar 8346,903 ton.

"Alhamdulillah dari tahun ketahun hasil produksi sawit kami meningkat terus. Ini semua berkat kerjasama pengurus dan petani Kopsa M," ucap Antony Hamzah.

Laba keuntungan dari penjualan TBS itu diperuntukkan bagi anggota Koperasi dari sisa hasil usaha (SHU), pembayaran gaji petani, pembiayaan pemeliharaan kebun, operasional hingga pembayaran cicilan kredit.

Dari pencapaian itu, Antony tak ingin berpuas diri. Karena dirinya bertekad untuk terus meningkatkan pendapatan penjualan TBS sehingga dapat memberikan kesejahteraan bagi pengurus dan petani Kopsa M.

"Bagi saya ini bukanlah sebuah kepuasan namun sebuah titik awal untuk dapat bersama-sama berjuang agar Kopsa M kedepannya lebih maju, sehingga hasilnya dapat dinikmati bersama," katanya.

Dia mengatakan telah mempunyai strategi dan program dari tahun ke tahun untuk terus meningkatkan benefit pendapatan koperasi. Salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan petani yakni dengan mengusulkan peremajaan kebun yang rusak dan tak terawat melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Namun niat baik ini dihalang-halangi oleh pihak PTPN-V.

Diketahui Kopsa M merupakan mitra kerja PTPN V terkait kebun kredit koperasi dan anggota atau KKPA. Berlokasi di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kampar. Kini Kopsa M sudah beranggotakan 997 orang.

Dari kepengurusahaan lama, banyak persoalan yang kemudian menjadi PR dan catatan untuk dibenahi oleh kepengurusan Kopsa M dibawah kepengurusan Antony Hamzah. Mulai dari dugaan jual beli lahan hingga dugaan korupsi di areal lahan plasma masyarakat yang mulanya seluas 3000 hektare berkurang hingga 1400 hektare.

Antony mengatakan pihaknya akan mengusut satu persatu kasus tersebut. Dirinya bahkan meminta dampingan dari Pengacara Kondang Rusdinur SH, MH untuk menyelesaikan benang kusut permasalahan yang sudah lama terjadi di lahan plasma masyarakat itu. (warnariau)