www.warnariau.com
Warga Eks Transmigrasi Lebih Kuat Lestarikan Seni dan Budaya Tradisional
Jumat, 31/08/2018 - 11:29:52 WIB



TERKAIT:
   
 

PASIR PENGARAIAN, WARNARIAU.COM - Warga eks Transmigrasi dalam melestarikan seni dan budaya ternyata lebih peduli dan kuat jika dibandingkan dengan tempat asalnya di tanah jawa. Hal itu dapat dilihat dari banyak dan semaraknya paguyuban seni Ludruk, Tayub, Kuda Lumping, Reyog, Wayang Kukit dan Jaipongan yang masih tetap eksis hampir merata di setiap desa eks transmigrasi yang tersebar di daerah kabupaten se Provinsi Riau.

Hal tersebut dikemukakan oleh Bagus Santoso Wakil Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia ( Pepadi ) Riau Bagus Santoso saat menghadiri undangan warga dalam acara Gebyar Seni Tayub dan Ludruk di  SKPA desa Rambah Utama, Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu.

Patut dipuji dan di apresiasi, warga Transmigrasi lebih peduli dan kuat melestarikan seni budaya. Di kampung tempat asal Jawa pentas ludruk dan Tayub boleh dikatakan sangat jarang dan sepi, wah di sini sangat semarak dan luar biasa,'' kata Bagus Santoso.

Diakui seni budaya merupakan sarana yang efektif saling melebur dan menyatukan perbedaan. Seni bisa menghibur dan melahirkan kebersamaan untuk mewujudkan Desa yang penuh kedamaian. Berbeda beda suku dan agama serat asal  muasalnya tapi tetap satu kompak, guyub rukun memajukan desa.

Di desa- desa eks transmigrasi , lanjut Bagus Santoso yang juga masih menjabat anggota DPRD Provinsi Riau, hampir 95 persen keturunan Jawa. Tapi jika membicarakan kemajuan desa Siapapun di sini adalah orang Riau, yang berbeda hanya keturunannya. "Tapi semangat, rasa kebersamaan, dan rasa persatuan membangun desa adalah kewajiban bersama , dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung," tuturnya.

Diharapkan dengan terus melesatarikan seni dan budaya selain untuk hiburan dan tuntunan juga akan mendorong pada bergairahnya pertumbuhan ekonomi dan potensi desa. Sebab, denganĂ‚  modal kebersamaan akan merangsang warga desa untuk maju, kreatifĂ‚  dan damai seiring dengan pembangunan yang berkembang.

Turut hadir pada pagelaran tersebut antara lain kepala- kepala desa, tokoh masyarakat angkatan pertama transmigrasi tahun 1980-1990 Pakde Mujiyono, Daryanto, Handoyo, Sutarno, Siswanto, Mbah Jumadi, Sungkono, ketua Seni Tayub Heri Santoso, dan pegiat seni serta ratusan warga eks transmigrasi. (rls)



 
Berita Lainnya :
  • Warga Eks Transmigrasi Lebih Kuat Lestarikan Seni dan Budaya Tradisional
  •  
    Komentar Anda :

     
    BERITA TERPOPULER
    1 Target PKS Kampar 2024: Menang Pileg, Kuasai Parlemen, Tamaruddin Bupati
    2 Empat Bupati dan Walikota Pekanbaru Tak Terlihat di Rakor Karhutla Riau
    3 Gubri Open House Idul Fitri hingga Tiga Hari, Seluruh Warga Diundang
    4 Catat! ASN Pemprov Riau harus Masuk Kerja Tanggal 10 Juni Siap-siap Disanksi
    5 Inilah Deretan Acara Pelantikan Gubernur dan Wagub Riau Besok Mulai di Jakarta hingga Pekanbaru
    6 ASN Pemprov Riau Wajib Masuk 10 Juni, yang Tambah Libur Dikenakan Sanksi
    7 Gubri Lepas 700 Santri ke Pesantren Al Fatah Magetan
    8 Aduh! Program Walikota Pekanbaru di Nilai Gagal
    9 Hore! Mulai 1 April Pengurusan e-KTP Bisa Dilakukan Diluar Domisili
    10 Panglima TNI: Kalau Mau Pakai Jilbab Pindah ke Aceh
    Follow:
    Pemprov Riau | Pemko Pekanbaru | Pemkab Siak | Pemkab Inhu | Pemkab Rohil | Pemkab Kampar
    Redaksi Disclaimer Pedoman Media Siber Tentang Kami Info Iklan
    © 2016 Warna Riau | Inspirasi Baru Berita Riau, All Rights Reserved