Jelang Pemilu Amerika Serikat
FBI Sebut Rusia Mencoba Mengacaukan Demokrasi Dan Memenangkan Trump
Selasa, 01/11/2016 - 19:42:59 WIB
|
ilustrasi.net
|
WASHINGTON,WARNARIAU.COM - Salah satu penyelidikan paling serius yang belakangan dilakukan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat adalah peretasan pada komputer pemerintah yang isunya akibat ulah Rusia. Bahkan penyelidikan itu kabarnya melibatkan banyak pejabat intelijen AS.
Presiden Barack Obama dan partainya, Demokrat sebelum ini dengan lantang menyatakan, Rusia pasti terlibat dalam kasus peretasan e-mail partai dan tim sukses Hillary Clinton. Mereka yakin, tujuannya adalah untuk memengaruhi hasil pemilihan presiden (pilpres) AS dan memenangkan Donald Trump.
Akan tetapi, bukti-bukti yang ada sama sekali tidak merujuk kepada Trump. Malah, FBI melihat tujuan sebenarnya Rusia adalah menginterupsi integritas sistem politik di Negeri Paman Sam yang sangat menjunjung tinggi demokrasi.
"Peretasan yang dilakukan intelijen Rusia tidak berhubungan dengan pilpres. Tujuan mereka sebenarnya adalah mengancam demokrasi kita," ungkap pejabat senior di FBI, seperti disitat dari New York Times, Selasa (1/11/2016).
Pejabat tingkat dua yang menolak disebutkan namanya tersebut menjelaskan fenomena peretasan ini sejatinya merupakan kelanjutan dari perang intelijen dan praktik saling memata-matai antara Rusia dan AS semasa Perang Dingin. Meskipun perang telah berakhir, persaingan di antara keduanya tidak pernah benar-benar mereda. Skala agresinya bahkan menurut dia meningkat selama beberapa tahun terakhir karena hubungan Obama dan Putin memburuk.
Lebih lanjut, pejabat intelijen senior itu mengatakan, upaya peretasan yang ditunjukkan Rusia kali ini menjadi pembuktian bahwa intelijen mereka bertindak cermat. Negeri Beruang Merah dilihatnya, mahir memanfaatkan kerentanan dalam kemajuan zaman yang serba mengandalkan teknologi penyimpanan berbasis internet sebagai akses untuk menyusup ke dalam informasi paling rahasia negara. Baik yang sifatnya individu maupun nasional.
FBI pun sampai saat ini masih melanjutkan penyelidikannya berdasarkan laporan dari banyak KPU daerah yang khawatir dengan jalannya pemungutan suara pada 8 November. Penyelidikan tersebut dipastikan tidak pandang bulu, setiap warga AS juga diselidiki terkait keterlibatannya dalam kasus intervensi Rusia selama pilpres. Mengenai siapa-siapa yang sudah dicurigai terlibat dalam kasus ini, pejabat yang bersangkutan menolak menyebutkannya.
source : okezone.com
Komentar Anda :